Suka Duka Kerja di Startup Company

Secara pengertian bahasa, Startup adalah usaha rintisan yang belum lama beroperasi. Pada zaman sekarang, startup lebih dipersempit cakupan pengertiannya kepada perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi dan informasi.

Pemanfaatan teknologi internet yang maksimal pada startup company menawarkan kemudahan kerja yang menggiurkan. Kaum milenial merespon kemudahan ini dengan menganggapnya sebagai pekerjaan yang kekinian dan cocok dengan gaya hidup mereka.

Namun apa saja suka duka kerja di startup company?

Startup company biasanya berisi anak-anak muda berbakat. Karyawan yang dipilih adalah orang-orang yang multitalenta. Kebutuhan akan respon cepat terhadap perubahan informasi menuntut karyawan harus bisa melakukan banyak hal. Hal ini membuat jumlah karyawan sebuah startup company tidak perlu terlalu banyak.

Jumlah karyawan yang sedikit membuat suasana kerja di startup company jauh dari hierarki yang kaku. Kedekatan antara bos dan karyawan justru diperlukan untuk menciptakan inovasi yang cemerlang.

Namun, faktor-faktor tersebut tentu membawa konsekuensi. Jumlah karyawan yang sedikit membuat tugas kerap overlapping antara karyawan satu dan lainnya. Kebebasan jam kerja berdampak pada keharusan seorang karyawan untuk bisa stand by 24/7, meski saat weekend.

Startup company juga cenderung masih melakukan trial and error pada semua aspek. Termasuk pada bongkar pasang tim. Hal ini membuat turn over karyawan menjadi sangat tinggi.

Umur yang masih tergolong ‘baby’ juga membuat perusahaan kadang belum siap untuk menghadapi masalah. Contohnya, kita lihat saja apa yang terjadi pada startup besar di masa pandemi ini. Banyak yang akhirnya gulung tikar, karena belum benar-benar stabil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *